Sekilas

Kerincinfo.FMPDK kerinci digelar 20 s/d 23 agustus 2016 .Kerinci Jalan Kerinci hilir masih berlubang.Pemekaran Kerinci hilir terus berkembang.Pemadam listrik kerinci terus menuai kecaman.

Cerita rakyat

Asal Usul danau duoPatih Engang dan Rio brani

Patih engang adalah anak cucu orang Selampaung menetap di Selampaung.Rio Brani adalah anak cucu dari Sigindo Sakti.Rio brani menetap di Lempur Tengah,setelah pindah dari Genah padang buku. 

Hubungan baik terjalin antara patih enggang dan Rio Brani adalah sebagai teman yang baik dalam mengembara dalam hutan.Karena,makanan atau keberlansungan hidup tergantung pada hasil buruan,Kijang dan rusa.

Dalam sejarahnya Patih Enggang adalah orang yang berkuasa di Selampaung dan dibawa kekuassan Rencong Telang-Pulau Sangkar.Sedangkan patih adalah gelar kebesaran.

Sedangkan Rio adalah gelar kebesaran.Namun dalam daerah genah Padang buku atau Lempur pada waktu itu tidak dibenarkan untuk memakai gelar Depati dengan alasan,Karena orang genah Padang buku adalah orang pendatang,yang tingal dibawah kekuasaan Depati Rencong Telang.

Alasan lain,Orang genah padang buku wajib tunduk pada titah Depati Rencong Telang.Ia tidak berhak memegang gelar Depati.Karena kalau memegang gelar kedudukan sama dengan Depati Pulau Sangkar.Ia hanya berhak memegang gelar Rio.

Menurut riwayat,Dia diberi gelar Rio Brani.ia memang memiliki keberanian dalam hutan.Karena telah hidup lama dalam hutan.Hubungan patih engang dan Rio brani dalam berburu.Pada suatu ketika, setelah lelah berburu berhenti disebuah danau,Yang bernama Saluk Wi atau orang mengenal dengan danau duo.

Dalam sebuah bincang Rio Brani dan dan Pati engang sepakat membuat perjanjian bahwa danau ini adalah milik mereka berdua,Orang Lempur dan Selampaung.

Saat mereka berdua turun disaluk wi (Teluk wi)sambil memandang dan mengarahkan pandangan mata dibatu Belang Gunung Batuah.Namun terlihat seorang gadis cantik terlihat sedang mandi di danau daerah batu belang.

Setelah melihat gadis cantik itu,Patih Engang dan Rio Brani membuat sebuah perjanjian dan perlombaan untuk mendapatkan gadis cantik itu.
Dalam perjanjian siapa diantara mereka yang bisa menangkap gadis cantik itu.Ia lah yang berhak menjadi calon suaminya.

Dalam perjanjian dimulai dari patih Enggang dengan cara menyelam dalam air untuk mendapatkan gadis cantik yang mandi di Sungai itu.Namun sayang Patih enggang tidak bisa.Karena beberapa saat ditengah Sungai dalam menyelam mengalami kehabisan nafas.

Kemudian Rio Brani melakukan untuk mendapatkan gadis cantik yang mandi disungai itu.Setelah sampai pada pinnggiran Sungai pada kedalaman air,Rio Brani berhasil mendapatkan gadis cantik itu.

“Apakah maksud tuan memegang kaki saya.Dalam adat kami tidak dibenarkan seorang laki-laki memegang seorang perempuan,yang bukan suami atau isterinya” kata Cewek cantik itu,pada pinggir Sungai dengan kaget.

“ Kalau boleh permintaan saya, Saya meminta sesuatu yang tidak rapuh kena air hujan,Tidak kelang kena panas” Gadis itu tidak mengerti permintaan Rio Brani.

Kemudian Rio Brani bertanya” Anda dari mana dan dimana kampungnya?”Ujar Rio Brani.”Desa kami adalah puncak Gunung Batuah.Kami dari bangsa jin atau Dewa, Orang tua saya ada disana”Katanya dengan menunjukan jari kepuncak Gunung Batuah.

Dari kejauhan Rio Brani memanggil kawanya,Pati Enggang untuk segera datang kehadapanya dan mengabarkan bahwa dirinya ingin menikahi gadis cantik,bunga kawasan Gunung Batuah.

”Tolong beritahu kepada orang kampung,ujung Dusun Tanjung,bahwa saya tidak akan pulang kekampung halaman kita lagi.Karena saya hendak menikahi gadis ini dan tinggal dipuncak Gunung Batuah,Tolong berikan tombak ini kepada orang ujung Tanjung,sebagai tanda bukti dan anjing buruan ini saya bawa kepuncak Gunung Batuah,sebagai teman saya”Kata Rio Brani.

Berangkat Rio Brani dengan Gadis keturuan jin atau dewa ini kepuncak Gunung Batuah dan patih enggang membawa amanah untuk menyampaikan pesan Rio Brani.

Beberapa tahun kemudian.Rio brani telah memiliki seorang anak putra .Kemudian membawa anaknya melihat kampung halamanya,Ujung Tanjung.Anak ini bernama,Wali Bujeang.

Wali Bujeang menurut cerita terus berkembang.Ia menikah dengan dewi jin,dari Gunung Bujeang.Ini asal nama Gunung Bujeang.

Legenda
Sigindo Sakti


Sigindo Sakti menurut sebuah riwayat adalah orang yang berasal adari Gunung Ledang dan Tanjung bone Gunung Ledang.Letaknya,Malaysia sekarang.Sedangkan Tanjung Bone adalah di sulawesi.

Sebuah konon menceritakan,pada saat sigindo Sakti tinggal di Gunung Ledang,Malaysia, memiliki nama Si Rajo Elok dan dia mempunyai seorang anak.

Pada masa itu,seorang gadis cantik yang berasal dari Gunung Ledang(Dewi jin) Bernama Putri Gunung Ledang.Banyak lamaran yang ditolak oleh putri Gunung Ledang.Karena beratnya persyaratan untuk mendapatkan pinangan.

Syarat itu,memang berat,Yakni Putri Gunung Ledang meminta darah” Jantung Nyamuk” pada setiap pelamar yang meminangnya.

Namun permintaan itu,dapat dikabulkan oleh si rajo elok,Karena ingin memperisteri,Setelah banyak lamaran yang ditolak.Syarat lain diajukan pula oleh Sang Putri” Gunung Ledang”

Syarat itu,yakni,Siraja elok harus membunuh anak kesayanganya.Bila telah selesai dibunuh,Maka Putri Gunung Ledang bersedia diperisteri.

“ Bila tuan telah membunuh anak kesayangan tuan,permintaan untuk menjadi suami saya akan diterima’ kata Putri Gunung Ledang.

Setelah permintaan membunuh anak kesayanganya.Siraja elok kembali menghadap Puti Gunung Ledang.
Semua permintaan tuan Putri telah hamba kabulkan,Bagaimana dengan janji tuan Putri sendiri” kata Siraja elok kala menghadap tuan Putri.

“Saya tidak bisa menikah dengan tuan,Karena tuan adalah manusia yang kejam dan tega membunuh anak sendiri, demi menikah dengan seorang perempuan.Saya tidak bisa memenuhi keinginan tuan.Lebih baik cari wanita lain,lebih cantik dari saya ”Kata Puti Gunung Ledang dengan santun.

Jawaban putri Gunung Ledang membuat Si raja Elok merasa tertipu.Ia merasa sedih.Karena anak kandung sendiri tekah dibunuh demi mendapatkan wanita cantik.Ia menyadari Putri Gunung Ledang adalah bangsa jin. 

Penulis
Jon Hendri
dikembangkan dari cerita rakyat Lempur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar